Rabu, 07 November 2018

Seringlah bercermin saudaraku

Setiap hari selama 2 tahunan ini aku selalu jalan kaki dari dan ke kantor, dari gambir kostan.

Ada sosok yg sering aku lewati ketika pulang kerja di sore hari, seorang wanita yang sudah sangat tua, berdiri di trotoar di bawah jembatan penyebrangan. Sedang apa ia di situ setiap hari? Mengumpulkan botol-botol plastik bekas minuman dari mana saja yang dapat ia temukan. Botol-botol itu ia kumpulkan jadi satu di dalam karung putih besar, yg kemudian ia panggul sendiri.

Setua itu, masih perlu berusaha keras di bawah teriknya matahari ibukota agar cukup kebutuhannya sehari-hari.

Jangan, jangan dulu bertanya di mana keluarganya. Jangan dulu bertanya apa yang dikerjakan anak-anak yg telah susah payah dilahirkannya (jikapun ada) sehingga membiarkan ia bekerja seperti itu.

Jangan dulu bertanya kemana pemerintah, kenapa tidak melakukan sesuatu kepada wanita tua ini.

Tapi bertanyalah kepada diri sendiri lebih dahulu. Sudahkah bersyukur? 

Ketika masih mampu terbangun di pagi hari yang dingin, mampu untuk berdiri mengambil air wudhu, berangkat dengan perut terisi, ada pekerjaan yg menanti setiap hari, memilih makan siang yang demikian banyak variasinya setiap hari, dan masih sangat banyak sekali hal-hal yang sudahkah kita syukuri keberadaannya?

Alih-alih mengeluhkan cicilan, tanggungan, dan pengeluaran-pengeluaran duniawi yg memang tak ada habisnya.

Bersyukur

Bersyukur

Bersyukur

Maka Allah akan menambahkan karuniaNya.

Maka hatimu akan merasa cukup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bunga di Hati

AKU SIBUK, mengagumi mekarnya ragam bunga di luaran, tanpa aku sadari selalu ada bunga-bunga mekar di hatiku tanpa mengenal musim, bunga-bun...